"Saya mendapat laporan bahwa smelter yang akan dibangun dengan desain single line ini, terbesar di dunia, karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun atau 480.000 ton logam tembaga. Ini besar sekali," ujar Jokowi seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 12 Oktober 2021.
Jokowi menyebut, pembangunan smelter di dalam negeri ini merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah terkait industri tembaga setelah Indonesia menguasai 51 persen saham Freeport.
"Ini akan memberikan nilai tambah bagi negara, artinya akan memberikan pemasukan yang lebih tinggi kepada negara, kemudian menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan," ujar Jokowi.
Ia menyebut, banyak yang tidak mengetahui bahwa Indonesia termasuk dalam kategori tujuh negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Potensi ini, ujar Jokowi, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Jadi, jangan sampai kita memiliki tambang, tapi smelternya ada di negara lain. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka. Inilah kenapa smelter PT Freeport ini dibangun di dalam negeri yaitu di Gresik," ujar Jokowi.
Pembangunan smelter di dalam negeri ini diharapkan akan memperkuat hilirisasi industri. Jokowi selanjutnya akan memerintahkan satu per satu perusahaan baik swasta maupun BUMN yang berkaitan dengan tambang minerba untuk masuk ke hilirisasi. "Untuk apa? Sekali lagi, agar komoditas kita lebih tinggi nilainya, agar tidak kirim mentahan terus," tuturnya.
Jokowi berharap kehadiran smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik ini akan menjadi daya tarik bagi industri lain, khususnya industri turunan tembaga, untuk masuk ke KEK Gresik.
"Pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh agar iklim investasi kita semakin baik. Baik infrastruktur, kemudahan dan kepastian berusaha hingga ketersediaan SDM sesuai dengan kebutuhan industri juga akan terus kita dukung," ujar Jokowi.